Skip to main content

Sedih...Situs Wadu Pa’a Sudah Lama Tak Didandan

dou donggo
Cagar budaya Wadu Pa’a
BIMA-Situs Wadu Pa’a (batu pahat) belum sepenuhnya di kelola dengan baik. Padahal, cagar budaya yang berlokasi di Desa Kananta, Kecamatan Soromandi, Bima sangat berpotensi dijadikan kawasan wisata. Wadu Pa’a sudah mendunia. Bahkan, tidak sedikit wisatawan yang tergoda dengan pahatannya. Wisatawan asing maupun domestik ramai-ramai berkunjung dan melihat pahatan dinding tebing tersebut.” Wadu Pa'a sebagai situs sejarah dan cagar budaya perlu pembenahan dan penataan yang serius dari pemerintah,” kata tokoh pemuda Desa Kananta, Baharudin.
Ia menilai jika situs sejarah ini dikelola dengan baik, tidak menutup kemungkinan wisatawan dari berbagai negara tertarik mengunjunginya. Apalagi, keberadaan Wadu Pa’a sudah tersebar hingga belahan dunia. ”Kalau dikelola, saya yakin mampu menarik wisatawan asing dan domestik,” jelasnya. Menurut dia, Wadu Pa’a harus dikembangkan dengan konsep pariwisata yang baik tanpa harus menghilangkan keaslian. Jika itu terlaksana, ia yakin wisatawan akan berbondong-bondong mendatangi situs bersejarah ini. ”Dampaknya nanti akan meningkatkan pendapatan masyarakat sekitarnya maupun daerah. Dikembangkan jadi tempat wisata, tapi jangan rubah keaslian dari situs itu sendiri,” sarannya.
Ia mengatakan, disekitar lokasi Wadu Pa’a banyak lahan kosong yang bisa dikelola. Seperti ditanami pohon, dibuatkan barugak untuk santai, dan pelabuhan. ”Dulu memang ada berugak dan pelabuhan, tapi sekarang sudah rusak semua,” aku Bahar yang juga Ketua KNPI Kecamatan Soromandi ini.
Kondisi Wadu Pa’a sangat memprihatinkan. Jalan masuk ke lokasi situs sejarah ini sudah lama tidak disentuh perbaikan. Untuk tiba disana, pengunjung harus melewati muara sungai. ”Sekitar 10 tahun lalu jalan itu diperbaiki. Setelah itu tidak ada. Tahun 2015 pemda hanya bangun pagar pelindung Wadu Pa’a,” aku dia.
Selama ini, kata dia, pemkab beralasan anggaran terbatas untuk menata Wadu Pa’a. Padahal, sambung dia, pemerintah punya jalan untuk mencari anggaran. Misalkan melobi anggaran pusat atau mencari investor yang mengembangkan Wadu Pa’a. ”Pemerintah juga perlu membuat peta pengembangan pariwisata. Kalau sudah diperbaiki, pengawasanya harus maksimal,” ujar dia.
Setelah diperbaiki, lanjut dia, pemda sosialisasi kepada masyarakat setempat dan kelompok muda sadar wisata. Dengan cara seperti itu, tambah dia, Wadu Pa’a bisa menyumbangkan pendapatan daerah dan desa setempat. ”Kami harap pemerintah tidak menutup mata. Wadu Pa’a ini peninggalan sejarah dan cagar budaya. Jadi jangan dilupakan dan dibiarkan tidak terurus,” tegasnya.
Wadu Pa’a terletak di teluk kecil Desa Kananta. Tempat itu cukup terlindung dari angin dan arus laut yang kuat. Sehingga kawasan itu sangat ideal sebagai tempat berlabuh.
Untuk mencapai lokasi peninggalan budaya ini bisa melalui jalur darat dan laut. Jika menggunakan jalur laut, pengunjung naik speedboat. Dari Pelabuhan Bima hingga Wadu Pa’a, waktu yang ditempuh untuk tiba di lokasi sekitar dua jam. Sementara, jalur darat dapat ditempuh menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua. Dari Bima waktu tempuh sekitar satu dua jam lebih.

Popular posts from this blog

Bupati Dompu Mangkir dari Panggilan Polisi

Bupati Dompu H Bambang Yasin saat diperiksa penyidik Polda NTB MATARAM- Setelah memeriksa 134 CPNS K2 di Dompu, giliran tersangka yang diperiksa. Hanya saja, Bupati Dompu H Bambang Yasin yang dijadwalkan diperiksa Kamis (1/3) tidak memenuhi panggilan. Begitu juga dengan tersangka mantan Kabid di BKN Regional X Denpasar berinisial HJ. Direktur Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda NTB Kombes Syamsudin Baharuddin mengatakan, panggilan itu untuk memenuhi sejumlah petunjuk dari kejaksaan. Kedua tersangka yang akan diperiksa kembali adalah Bupati Dompu HBY dan mantan Kabid di BKN Regional X Denpasar berinisial HJ. ”Itu ada petunjuk dari penyidik, jadi kita ikuti,” kata Syamsudin, kemarin (1/3). Mengenai pemeriksaan kedua tersangka, penyidik telah menjadwalkan pemeriksaannya kemarin. Tetapi, hingga sekitar pukul 16.00 Wita, tersangka HBY maupun HJ belum juga tiba di ruang Subdit III Tipikor Ditreskrimus Polda NTB.  Syamsudin mengatakan, kemarin memang...

Kader PDIP Laporkan APBD Ganda, Kejati NTB Panggil Pejabat Pemkot Mataram

MATARAM-Penanganan kasus dugaan korupsi APBD ganda Kota Mataram sedang bergulir. Kasus yang dilaporkan politisi PDIP Rahmat Hidayat ini memasuki tahap pengumpulan data dan keterangan. Kasus tersebut sempat ditunda lantaran pilkada. Kini, kasus itu dibongkar lagi dan Kejaksaan Tinggi (Kejati) NTB memanggil pejabat Pemkot Mataram yang diduga mengetahui persoalan APBD tersebut. ”Laporan APBD ganda masih jalan. Pelaksanaan pilkada ini yang membuat kami menundanya,” kata Kajati NTB Martono. Kajati NTB Martono Selama pilkada berjalan, Martono mengaku tidak melakukan aktivitas pemanggil terhadap pihak terkait. Ia khawatir saat itu akan mengganggu proses pelaksanaan pilkada. ”Setelah pilkada ini kami genjot lagi,” tegasnya. Ia memastikan kejaksaan tetap memeroses laporan dugaan korupsi APBD ini. Paskapenetapan pemenang pilkada Kota Mataram, pihaknya akan memanggil pihak-pihak yang diduga terlibat. ”Selesai penetapan pemenang, kami lanjutin. Kami akan minta keterangan pihak terkait,” jelasn...

Dugaan Korupsi Bibit Bawang Bima, Polda Periksa PPK hingga Pemenang Tender

MATARAM -Polda NTB sangat serius mengusut dugaan korupsi pengadaan bibit bawang tahun 2016 di Kabupaten Bima. Setelah memeriksa Pejaba Pembuat Komitmen (PPK) proyek bibit bawang tersebut, staf TU Dinas Pertanian Bima, pekan lalu tim penyelidikan melakukan klarifikasi terhadap pemenang tender. Polda meminta keterangan perusahaan pemenang tender dari PT SB dari pukul 10.00 Wita hingga Pukul 15.50 Wita. Dalam pemeriksaan itu hadir salah satu petinggi perusahaan dengan ditemani kuasa hukumnya, Anton Hutomo Sugiarto. Anton mengungkapkan, kedatangannya untuk mewakili perusahaan memenuhi panggilan penyidik dan melakukan klarifikasi terhadap proyek pengadaan bibit bawang tahun 2016 di Bima.”Masih hanya klarifikasi saja, terhadap proyek yang sudah selesai di Bima. Pengadaan bawang itu,” kata dia di Polda NTB, pekan lalu. Anton mengaku kalau penyidik lebih banyak menanyakan identitas kliennya sebagai pemenang lelang. Termasuk proses lelang yang diikuti PT SB untuk proyek senilai Rp 124 milia...