BIMA-Maraknya peredaran minuman keras (Miras) menjelang bulan puasa ini cukup
meresahkan warga. Belum lagi, soal petasan yang terus bermunculan.
Kondisi tersebut dikhawatirkan akan mengganggu ibadah bulan puasa.
“Beberapa hari lagi kan sudah mau puasa, polisi kok
masih dingin. Paling tidak pedagang-pedagang itu dirazia dong,” kata tokoh
pemuda Desa Naru Kecamatan Woha, Salahuddin, kemarin.
Menurutnya, pihak kepolisian belum juga eksen
melaksanakan razia miras dan petasan di pasar-pasar. Akibatnya, para pedagang
petasan semakin menjamur di beberapa tempat, bahkan mulai dijual terbuka di
pinggir jalan.
“Gimana tidak begitu, lah polisinya kayak patung.
Parahnya lagi, persoalan ini terkesan dibiarkan oleh penegak hukum dan
pemerintah,” jelasnya.
Dia juga menyoroti kinerja kepolisian dan pemerintah
yang lebih mengutamakan kepentingan internal ketimbang persoalan masyarakat.
Hal itu, kata dia, dikhawatirkan akan membuat kondisi daerah inkondusif. “Jika
hal ini terus dibiarkan, saya khawatir akan memunculkan persoalan baru di
masyarakat,” tandasnya.
Aktivis lingkungan ini juga mendesak polisi segera
menertibkan sejumlah penyakit masyarakat. Seperti togel dan narkoba selama
bulan puasa berlangsung. Menurut dia, persoalan itu mestinya lebih dini
ditertibkan. “Idealnya, mendekati bulan puasa kayak gini harusnya polisi sudah
menertibkan persoalan ini. Agar kita bisa mengikuti puasa dengan tenang,”
ujarnya.
Salahudin menambahkan, maraknya kasus judi togel dan
miras di kalangan masyarakat akan mengganggu jalannya ibadah selama puasa.
“Kita menginginkan agar persoalan seperti ini bisa ditindak cepat oleh
kepolisian. Dengan begitu, dalam menjalankan ibadah selama puasa bisa lebih
khusuk,” pungkasnya. (tim)