Mohd Tarmizi (foto/facebook Akbar Ansyari) |
MATARAM-Baju berlogo palu arit tak hanya beredar di Indonesia. Di Negara pimpinan Vladimir Putin, Rusia juga beredar baju yang mirip dengan logo Partai Komunis Indonesia (PKI) itu.
Begitulah pengakuan salah seorang wisatawan asal Malaysia Mohd Tarmizi. Dia mungkin tak menyadari bahwa lambang palu arit sangat sensitif di Indonesia. Karena itu, sekitar pukul 09.30 Wita, Rabu (12/4), Tarmizi mengenakan kaos hitam berlogo palu arit saat sarapan di salah satu hotel di Mataram.
Begitulah pengakuan salah seorang wisatawan asal Malaysia Mohd Tarmizi. Dia mungkin tak menyadari bahwa lambang palu arit sangat sensitif di Indonesia. Karena itu, sekitar pukul 09.30 Wita, Rabu (12/4), Tarmizi mengenakan kaos hitam berlogo palu arit saat sarapan di salah satu hotel di Mataram.
Kaos yang dikenakannya rupanya memancing kecurigaan sekuriti hotel. Mereka lantas melaporkan temuan itu kepada Bhabinkamtibmas dan piket POM TNI AU. Tak berselang lama, anggota intel Lanud AU bersama aparat kepolisian mengamankan Tarmizi. Pria 50 tahun ini lantas dibawa ke Polsek Mataram bersama rekannya yang juga dari Malaysia, yakni Afazanizam, untuk diinterogasi.
Menurut keterangan polisi, yang bersangkutan telah dua hari menginap di Lombok. Dia tiba di Lombok sejak Senin (10/4) dan langsung memutuskan untuk menginap di sebuah hotel di Jalan Jendral Sudirman, Mataram. Rencananya Tarmizi dan Afazanizam akan berada di Lombok selama empat hari.
Sebelum membawa Tarmizi ke kantor polisi, petugas sempat melakukan penggeledahan di kamarnya. Namun tidak ada barang bukti lain yang didapatkan petugas. Mereka hanya mengamankan satu kaos berlogo palu arit yang dikenakan Tarmizi. ”Sempat dilakukan pemeriksaan, tapi tidak ada atribut yang berlambang palu arit,” kata Kapolres Mataram AKBP Muhammad, kemarin.
Hasil interogasi sementara, kepada polisi Tarmizi mengatakan tak mengetahui jika baju dengan gambar mirip logo Partai Komunis Indonesia (PKI) tersebut tak diperbolehkan di Indonesia. Sebab menurutnya, di Malaysia, setiap orang bebas untuk mengenakan atribut palu arit. ”Dia tidak tahu, bajunya sendiri itu dibeli di Rusia pas dia berkunjung ke sana,” bebernya.
Terkait dengan kedatangannya ke Lombok, yang bersangkutan ternyata dalam rangka pekerjaan. Rencananya dia akan mengunjungi seseorang untuk mengurus surat tenaga kerja.
Karena itu, terkait dengan tujuan Tarmizi, lanjut Muhammad, pihaknya berencana akan melakukan koordinasi dengan Kantor Imigrasi Mataram. Guna memastikan apakah visa yang dikantonginya sesuai dengan tujuan dia selama berada di Lombok. ”Nanti akan kita koordinasikan dengan Imigrasi juga,” kata Kapolres. (anasaramba/lombokpost.net)
Menurut keterangan polisi, yang bersangkutan telah dua hari menginap di Lombok. Dia tiba di Lombok sejak Senin (10/4) dan langsung memutuskan untuk menginap di sebuah hotel di Jalan Jendral Sudirman, Mataram. Rencananya Tarmizi dan Afazanizam akan berada di Lombok selama empat hari.
Sebelum membawa Tarmizi ke kantor polisi, petugas sempat melakukan penggeledahan di kamarnya. Namun tidak ada barang bukti lain yang didapatkan petugas. Mereka hanya mengamankan satu kaos berlogo palu arit yang dikenakan Tarmizi. ”Sempat dilakukan pemeriksaan, tapi tidak ada atribut yang berlambang palu arit,” kata Kapolres Mataram AKBP Muhammad, kemarin.
Hasil interogasi sementara, kepada polisi Tarmizi mengatakan tak mengetahui jika baju dengan gambar mirip logo Partai Komunis Indonesia (PKI) tersebut tak diperbolehkan di Indonesia. Sebab menurutnya, di Malaysia, setiap orang bebas untuk mengenakan atribut palu arit. ”Dia tidak tahu, bajunya sendiri itu dibeli di Rusia pas dia berkunjung ke sana,” bebernya.
Terkait dengan kedatangannya ke Lombok, yang bersangkutan ternyata dalam rangka pekerjaan. Rencananya dia akan mengunjungi seseorang untuk mengurus surat tenaga kerja.
Karena itu, terkait dengan tujuan Tarmizi, lanjut Muhammad, pihaknya berencana akan melakukan koordinasi dengan Kantor Imigrasi Mataram. Guna memastikan apakah visa yang dikantonginya sesuai dengan tujuan dia selama berada di Lombok. ”Nanti akan kita koordinasikan dengan Imigrasi juga,” kata Kapolres. (anasaramba/lombokpost.net)