![]() |
Lima bocah sedang menikmati ombak di pantai Benteng Asa Kota |
BENTENG Asa Kota perlu didandan lagi. Dandanan saat ini
rasanya masih kurang. Belum terlalu menarik. Butuh dipermak lagi, agar bisa
memikat pengunjung. Tidak hanya pengunjung domestik, tapi wisatawan asing juga.
Begitulah sepenggal kalimat harapan yang terucap dari pemuda
Dusun Lia, Desa Punti, Kecamatan Soromandi, Saleh. Ia menginginkan pemerintah
memberikan perhatian penuh untuk menata dan mengelola Benteng Asa Kota.
Menurutnya, ada beberapa kekurangan yang harus digarap
pemerintah. Pantai yang mengelilingi Asa Kota perlu dibenahi. Saat ini,
tumpukan sampah hempasan gelombang masih menghiasi pantai. ”Harus ada bak
sampah,” kata Saleh.
Meski sampah menghiasi bibir pantai, pengunjung tetap
bersemengat menginjakan kakinya di tanah Asa Kota. Buktinya, lima bocah tetap menikmati
desiran pasir putih hempasan gelombang. Sampah itu seolah-olah tidak
menghentikan kegembiraan mereka bercanda ria di pantai yang kotor itu. ”Kami
minta pemerintah serius mengelola. Potensi pantai di Asa Kota juga cukup
memikat,” ujar dia.
Sementara, penjaga Benteng Asa Kota Kamaludin mengaku, ada
beberapa item yang harusnya menjadi perhatian pemerintah. Menurut dia, jalan
menuju Benteng Asa Kota belum ada. Saat ini, hanya ada jalan setapak. Itu pun
sangat sulit dilalui kendaraan. ”Kalau pakai motor bisa saja, tapi harus
pelan-pelan,” ujar dia.
Selain jalan, pagar juga harus ada. Saat ini, dirinya selaku
penjaga hanya memagari dengan kayu. Terutama di pintu masuk benteng Asa Kota.
Jika pagar sudah ada, otomatis itu akan menambah daya tarik Asa Kota jadi idola
wisatawan. ”Jalan juga perlu dibuka. Khususnya jalan yang mengelilingi Benteng
Asa Kota,” sebutnya.
Jalan itu, usul dia, dibuat sepanjang bibir pantai.
Sehingga, pengunjung tidak lagi naik ke bukit untuk tiba di bagian paling timur
Benteng Asa Kota. ”Sekarang mereka naik bukit dulu, baru bisa sampai ke ujung
timur Asa Kota,” bebernya.
Jalan di punggung Benteng Asa Kota baru jalan setapak. Menurut
dia, kondisi jalan tak menghalangi pengunjung untuk berselancar di atas
hamparan bukit kering itu. Kamaludin mengaku, toilet juga belum ada. Ia
mengaku, pengunjung banyak mengeluhkan belum adanya toilet. ”Kalau bisa, saya usulkan ada toilet,” terang
dia.
Uma jaga, kata
dia, perlu ditambah lagi. Untuk ditempatkan di sepanjang pantai Benteng Asa
Kota. Ia tidak bisa membayangkan seandainya semua itu terealisasi. Ia yakin Asa
Kota akan ramai dikunjungi. ”Mudah-mudahan bisa dikabulkan. Baik oleh
pemerintah daerah maupun provinsi,” harapnya. (jelo)