Skip to main content

Dibalik Gemerlapnya Wisata Senggigi (1): Bangunan Nan Megah tapi Jalan Masih Terabaikan

Jalan yang ada di pelosok Dusun Senggigi belum disentuh aspal


Pantai Senggigi tak lagi diragukan keindahanya. Turis asing maupun domestik memburu kecantikan yang disuguhkan destinasi wisata yang terletak di bagian utara Lombok Barat ini.

Memasuki Senggigi, mata pengunjung dibuat terpana. Bangunan nan megah berjejer rapi sepanjang jalan. Hotel berbintang, hiburana malam, dan SPA menguasai kawasan wisata ternama NTB ini. Belum lagi, tempat penginapan bernama vila.

Vila-vila dengan kokohnya tumbuh di sela-sela pemukiman warga. Tidak hanya dekat pantai, vila kini merambah bukit-bukit yang dulunya dipenuhi pohon-pohon segar. Para pengusaha mengeruk gunung, lalu menanamnya dengan beton. Bukit Senggigi yang terjal sudah tergantikan dengan bangunan vila yang cantik.

Kondisi itu tidak mengheran jika daerah Senggigi disematkan sebagai penyumbang pendapatan daerah. Tapi, siapa sangka, kemegahan bangunan itu belum mampu memberikan kontribusi bagi wilayah setempat. Banyak infrastruktur yang terbaikan. Bahkan, ada juga yang tak terurus.

Percikan uang dari pajak pendapatan itu rupanya belum menyentuh infrastruktur. Misalkan jalan. Kondisi jalan yang masuk ke perkampungan warga belum sepenuh diperbaiki. Jalan dibiarkan telanjang tanpa diselimuti aspal.

Keberadaan jalan tanpa aspal itu sudah bertahun-tahun. Jalan berlubang disertai bebatuan kerikil membuat miris. Karena, kondisi jalan yang rusak dan tak beraspal itu tak layak berada di tengah-tengah bangunan megah. ”Sudah lama diperbaiki. Lihat saja kondisi jalan sekarang,” kata salah seorang warga Dusun Senggigi, Sanusi.

Jalan yang menghubungkan di Dusun Senggigi sangat buruk. Ketika masuk di tengah himpitan bangunan megah, pengendara yang melintas harus berjibaku dengan jalan berlubang. Setengah kilo berjalan, pengendara dihadapkan lagi dengan jalan berdebu dan bebatuan. ”Sebagian saja yang diaspal. Sisanya belum pernah diperbaiki,” aku dia.

Jalan rusak terlihat pula di Dusun Kerandangan. Jalannya banyak yang membentuk kubangan. Padahal, jalur itu banyak vila yang berdiri. Bayangkan, vila yang ada di Dusun Kerandangan hampir menyentuh angka ratusan.

Cuma, keberadaan usaha penginapan itu tidak mampu membuat jalan mulus. Jalan tersebut hanya mengandalkan aspal yang sudah berusia puluhan tahun. ”Kami sangat berharap ada perbaikan, apalagi disini banyak wisatan yang menginap,” kata warga Kerandanga, Jainudin.

Untuk menutupi jalan berlubang ini, sambung dia, warga gotong royong menimbunnya. Selain itu, warga juga meminta sumbangan pemilik vila dan usaha lain agar membantu perbaikan jalan ini. ”Berkat bantuan pengusaha, jalan bisa diperbaiki. Ada yang sumbang uang, ada juga yang bantu material,” pungkasnya. (anasaramba)

Popular posts from this blog

KAROMBO NIPO, GUA BERSEJARAH YANG TAK TERURUS

Bima . Daerah paling timur Nusa Tenggara Barat. Punya segudang kenangan pada masa penjajahan. Kenangan yang belum bisa dilupakan. Masih terngiang diingatan para pejuang. Salah satunya penjajahan Jepang, atau yang kerap dikenal dengan sebut Nipo (dalam Bahasa Bima). Jepang kali pertama menyandarkan kapal dan masuk Bima 1942. Itu menurut para veteran. Tanggalnya mereka lupa. Yang jelas, tahunnya masih ingat. Romantika-romantika perlawanan juga masih membekas. Dan sulit dilupakan. Bekas-bekas perjuangan mereka belum hilang. Semangat mereka masih terjaga. Sampai sekarang. Dan tidak akan pernah pudar. Karombo Nipo, bukti perjuangan sekaligus bukti betapa kuatnya tangan-tangan pejuang terdahulu. Orang Bima biasa menyebut gua-gua dan bunker. Itu digali pada masa pendudukan Jepang. Karombo Nipo di Bima cukup banyak. Bahkan, hampir setiap wilayah ada Karombo Nipo. Jumlah sekitar ratusan. Ya, ratusan gua. Konon, Karombo Nipo itu sengaja digali. Atas perintah pasukan Jepang. Sebagai l...

Oknum Anggotanya Tepergok Bersama Putri Wali Kota Bima, Ini Kata Kapolres

AKBP Ahmad Nurman Ismail / foto; bimakini.com BIMA- Laporan dugaan perzinahan yang dilayangkan Fita, istri oknum polisi EW sudah diterima Polres Bima Kota. Saat ini, polisi sedang menindaklanjuti dengan meminta keterangan saksi-saksi. Diketahui, putri Wali Kota Bima HM Qurais berinisial SI tepergok sedang berduaan dengan oknum polisi brigadir EW, yang sudah beristri sekitar pukul 11.00 Wita, Minggu (9/4) . Keduanya dipergoki istri oknum polisi, Fita. Kapolres Bima Kota AKBP Ahmad Nurman Ismail mengaku telah menerima dan mengetahui laporan tersebut. Dia menegaskan, laporan itu sedang ditindaklanjuti. ’’Laporan istri oknum polisi itu sudah kami terima. Masih diduga, masih dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,’’ kata kapolres dikutip kahaba.net. Dia mengaku, berdasarkan informasi, ada oknum anggota yang main di rumah seseorang dan istrinya datang menhampiri. ’’Akan diperiksa dulu. Nanti juga akan dilakukan penindakan,’’ tegasnya. Dugaan perselingkuhan oknum anggota Polres ...

Korupsi BBGRM Bima, Rusdi Kena Setahun, Hakim Sebut Putarman dan Taufik Punya Andil

Terdakwa H Rusdi mendengar pembacaan putusan di Pengadilan Tipikor Mataram, Selasa (10/10). MATARAM- Terdakwa kasus korupsi Bulan Bakti Gotong Royong Masyarkat (BBGRM) H Rusdi telah divonis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Mataram, Selasa (10/10). Mantan Kepala BPMDes Kabupaten Bima itu dijatuhi hukuman 1 tahun penjara. Hakim juga membebankan terdakwa membayar denda Rp 50 juta subsidair 2 bulan penjara. Putusan hakim lebih ringan dibanding tuntutan. Sebelumnya, Jaksa Penuntut Umum (JPU) menuntut terdakwa 1,5 bulan (1 tahun 6 bulan) penjara. Hakim menyebut terdakwa terbukti melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama. Perbuatan terdakwa juga memperkaya orang lain dan merugikan keuangan negara. Sementara, pertimbangan hakim yang meringankan terdakwa, diantaranya mengembalikan kerugian negara sebesar Rp 120 juta dan berlaku sopan selama persidangan. "Terdakwa dinyatakan bersalah dan terbukti melakukan korupsi secara bersama-sama, maka hakim menjatuhkan h...