Lalu Akhyar Supriadi |
MATARAM-Penyidik KPK Novel Baswedan menjadi korban teror keji orang tak kenal. Musibah yang menimpa penyidik terbaik KPK itu mengundang keprihatinan. Koalisi Masyarakat Sipil Anti Korupsi NTB mengutuk tindakan keji dialami Novel Baswedan yang disiram air keras, Selasa (11/4) usai shalat subuh di dekat kediamannya, kompleks Kelapa Gading Jakarta Utara.
Novel Baswedan sampai saat ini masih dirawat di Rumah Sakit Mitra Keluarga kompleks Kelapa Gading Jakarta Utara, akibat siraman zat kimia diwajahnya. Para pegiat anti korupsi, termasuk Koalisi Masyarakat Anti Korupsi NTB juga menghubungkan peristiwa itu dengan gencarnya KPK mengusut kasus kakap. Dalam kasus itu, Novel adalah ketua tim penyidiknya.
’’Pada saat yang bersamaan, Novel Baswedan sedang berupaya membongkar kasus korupsi mega proyek KTP-Elektronik dengan nilai kerugian keuangan negara triliunan rupiah,” kata juru bicara Koalisi Masyarakat Sipil Anti Korupsi NTB, Lalu Akhyar Supriadi, SH melalui press releasenya, Selasa (11/4).
Kejadian dialami Novel Baswedan saat ini menurut Akhyar, patut diduga sebagai aksi intimidasi dari pihak yang merasa kepentingannya terusik dengan pengungkapan kasus kroupsi yang selama ini diungkap oleh KPK, khususnya oleh lulusan Akpol 1998 itu.
Sebagaimana diketahui, kata Direktur Solidaritas Masyarakat untuk Transparansi (Somasi) NTB ini, kinerja KPK terus berupaya mengungkapkan kasus-kasus mega korupsi di Indonesia, termasuk di Nusa Tenggara Barat beberapa tahun lalu. Penyidik Novel Baswedan bahkan turun ke Mataram dan Bima untuk cek fisik alat E-KTP, meski sempat mengalami kecelakaan di Kabupaten Dompu. kasus ini dengan nilai kerugian negara fantastis. Selain itu beberap akasus lainnya yang juga hubungannya dengan pejabat penting.
Cobaan yang dialami Novel bukan kali ini saja, termasuk teror dengan tabrakan sepeda motor, bahkan ditangkap karena kasus pemukulan tahanan saat bertugas di Polres Bengkulu. Tidak saja tantangan untuk Novel, menurutnya ini jadi cobaan bagi KPK.
’’Keberadaan KPK dan orang-orang di dalam lembaga tersebut pada perjalanannya selama ini bukan tanpa hambatan. Bahkan tidak jarang pergesekan antara sesama lembaga Negara dan lembaga penegak hukum lainnya terjadi,” jelas Akhyar Supriadi.
Karena itu, atasnama Koalisi Masyarakat Sipil Anti Korupsi di NTB menyampaikan pernyataan sikap, mengutuk keras upaya-upaya intimidasi terhadap KPK dan Novel Baswedan, mengutuk segala jenis intimidasi terhadap KPK dan semua penegak hukum yang sedang sedang menangani kasus tindak pidana korupsi di Indonesia, mendukung KPK untuk terus melakukan penanganan kasus-kasus mega korupsi di Indonesia. ”Kami juga mendukung pihak kepolisian untuk membongkar oknum yang melakukan intimidasi terhadap KPK dan Novel Baswedan,” pungkasnya.
Dalam koalisi ini tergabung PW Muhammdiyah-NTB, DPD IMM-NTB, PW Nasyiatul Aisiyah NTB, LBH Reform-NTB, LSBH NTB, Kantor Penghubung Komisi Yudisial R.I. NTB, Yayasan Panca Karsa NTB, Yayasan Annisa NTB, BaKTI Sub Offoce Mataram, Lakpesdam NU Kota Mataram, NU Kota Mataram, InSPIRASI-NTB, PBHBM-NTB, APBMI-Indonesia, Jaringan Peduli Anggaran Lombok Utara. (anasaramba)
Novel Baswedan sampai saat ini masih dirawat di Rumah Sakit Mitra Keluarga kompleks Kelapa Gading Jakarta Utara, akibat siraman zat kimia diwajahnya. Para pegiat anti korupsi, termasuk Koalisi Masyarakat Anti Korupsi NTB juga menghubungkan peristiwa itu dengan gencarnya KPK mengusut kasus kakap. Dalam kasus itu, Novel adalah ketua tim penyidiknya.
’’Pada saat yang bersamaan, Novel Baswedan sedang berupaya membongkar kasus korupsi mega proyek KTP-Elektronik dengan nilai kerugian keuangan negara triliunan rupiah,” kata juru bicara Koalisi Masyarakat Sipil Anti Korupsi NTB, Lalu Akhyar Supriadi, SH melalui press releasenya, Selasa (11/4).
Kejadian dialami Novel Baswedan saat ini menurut Akhyar, patut diduga sebagai aksi intimidasi dari pihak yang merasa kepentingannya terusik dengan pengungkapan kasus kroupsi yang selama ini diungkap oleh KPK, khususnya oleh lulusan Akpol 1998 itu.
Sebagaimana diketahui, kata Direktur Solidaritas Masyarakat untuk Transparansi (Somasi) NTB ini, kinerja KPK terus berupaya mengungkapkan kasus-kasus mega korupsi di Indonesia, termasuk di Nusa Tenggara Barat beberapa tahun lalu. Penyidik Novel Baswedan bahkan turun ke Mataram dan Bima untuk cek fisik alat E-KTP, meski sempat mengalami kecelakaan di Kabupaten Dompu. kasus ini dengan nilai kerugian negara fantastis. Selain itu beberap akasus lainnya yang juga hubungannya dengan pejabat penting.
Cobaan yang dialami Novel bukan kali ini saja, termasuk teror dengan tabrakan sepeda motor, bahkan ditangkap karena kasus pemukulan tahanan saat bertugas di Polres Bengkulu. Tidak saja tantangan untuk Novel, menurutnya ini jadi cobaan bagi KPK.
’’Keberadaan KPK dan orang-orang di dalam lembaga tersebut pada perjalanannya selama ini bukan tanpa hambatan. Bahkan tidak jarang pergesekan antara sesama lembaga Negara dan lembaga penegak hukum lainnya terjadi,” jelas Akhyar Supriadi.
Karena itu, atasnama Koalisi Masyarakat Sipil Anti Korupsi di NTB menyampaikan pernyataan sikap, mengutuk keras upaya-upaya intimidasi terhadap KPK dan Novel Baswedan, mengutuk segala jenis intimidasi terhadap KPK dan semua penegak hukum yang sedang sedang menangani kasus tindak pidana korupsi di Indonesia, mendukung KPK untuk terus melakukan penanganan kasus-kasus mega korupsi di Indonesia. ”Kami juga mendukung pihak kepolisian untuk membongkar oknum yang melakukan intimidasi terhadap KPK dan Novel Baswedan,” pungkasnya.
Dalam koalisi ini tergabung PW Muhammdiyah-NTB, DPD IMM-NTB, PW Nasyiatul Aisiyah NTB, LBH Reform-NTB, LSBH NTB, Kantor Penghubung Komisi Yudisial R.I. NTB, Yayasan Panca Karsa NTB, Yayasan Annisa NTB, BaKTI Sub Offoce Mataram, Lakpesdam NU Kota Mataram, NU Kota Mataram, InSPIRASI-NTB, PBHBM-NTB, APBMI-Indonesia, Jaringan Peduli Anggaran Lombok Utara. (anasaramba)