LOMBOK BARAT-Siapa yang ingin dunia (hidup di dunia dengan baik), hendaklah ia berilmu, siapa yang ingin akhirat (hidup di akhirat nanti dengan senang) hendaklah ia berilmu, siapa yang ingin keduanya, hendaklah berilmu.
Pepatah arab itu tidak berlebihan jika disematkan atas perjuangan Deden Faisalman. Siswa SMKN 2 Pelangan setiap hari berjuang melawan ombak. Pelajar asal Dusun Orong Bukal, Desa Gili Gede Indah, Lombok Barat, NTB pulang pergi ke sekolah menggunakan perahu.
Dia harus menantang maut demi mendapatkan ilmu.
Gulungan ombang yang dahsyat dia hadapai. Dia berani menghadapi semua tantangan itu demi meraih cita-cita. Deden ini mengambil jurusan perhotelan. Dengan mengambil jurusan perhotelan, dia berharap bisa mengembangkan pariwisata di kampungnya.
Cita-cita mulianya itu harus melewati tantangan yang berat. Dia harus harus bolak balik menyeberangi lautan. Sebab, di tempat tinggalnya belum ada sekolah menengah ke atas.
Deden tak selamanya bisa menyeberang dengan mulus. Terkadang, jika cuacanya tidak bersahabat, dia terpaksa absen dulu.
Dia mengaku setiap hari harus bolak balik menyeberangi lautan menggunakan sampan kecil miliknya. Dia berangkat pagi dari Dusun Orong Bukal, Desa Gili Gede Indah dan pulang siang hari.
Jika ombanya besar, dia terkadang mengurungkan niatnya untuk pulang. Kalau pun terpaksa, dia harus ekstra waspada. Karena gulungan ombak itu setiap saat bisa mengancamnya tenggelam.Tapi, karena sudah terbiasa, dia tak terlalu khawatir.
Anak pertama dari dua bersaudara ini sudah biasa melawan gelombang. Demi ilmu dan cita-cita, dia seakan tak peduli walau harus menantang maut. Sebab putra Amaq Armi dan Inaq Sumi ini mengaku ingin menuntut ilmu agar bisa sukses kelak. (anasaramba)